Mau dikatakan apalagi kita tak akan pernah satu
Engkau disana, Aku disini..
Engkau disana, Aku disini..
Meski hatiku memilihmu
Apa kabar kamu kekasih masa
laluku? Masih ingatkah kamu dengan sosok wanitamu dulu? Sosok wanita yang
pernah begitu kau kejar - kejar dan kini mulai kau tinggalkan. Sosok wanita
yang dulu pernah menjadi bagian terpenting dalam hidupmu dan kini mulai kau
lupakan. Ya, wanita yang diam - diam masih mengingat kenangan indah saat
bersamamu. Wanita yang diam - diam sering menangis karna sifat ketidakpekaanmu.
Wanita yang diam - diam sering kecewa dengan segala bentuk pengabaianmu. Wanita
yang selalu kau pandang dengan sebelah mata segala bentuk perjuangan dan
perhatiannya.
Mungkin kini sosok wanita itu
tak lagi menjadi sosok yang penting untuk diingat bahkan sekedar untuk bahan
pembicaraan dengan teman - temanmu. Sudah ada dia yang kini begitu kau sayangi.
Dia yang selalu kau sebut namanya dalam percakapan malam kita berdua. Nama yang
sebenarnya tak pernah ingin ku dengar itu berkali - kali kau sebut tanpa rasa canggung
di sela - sela obrolan malam kita. Sering kali ingin ku protes agar kau tak
menyebut nama itu namun apa daya, ku tak ada hak untuk melarangmu untuk tak
menyebut nama seseorang yang kini tlah menggantikan posisiku di hatimu.
Dengarlah kasih masa laluku.
Tak bisakah kau buka sedikit hatimu? Lihatlah sosok yang kini mulai kau
abaikan. Ingatlah sedikit perjuangannya untukmu. Ingatlah sedikit sosok yang
selalu kau datangi disaat kau terluka, disaat kau lelah dengan kehidupanmu.
Tempat dimana kau selalu menumpahkan segala rasa lelahmu. Kau anggap apa aku
selama ini? Mainan usang yang akan kau abaikan saat kau telah bosan dan
menemukan mainan yang baru? Atau hanya sebuah tempat pelampiasan untuk sekedar
mengeringkan air matamu dan mengganti air mata itu dengan senyuman indah di
bibirmu?
Aku tak mengerti kenapa dengan
sikapmu yang seperti itu aku masih saja ingin mempertahankanmu? Sering kali ku
maafkan pengabaianmu, sering kali ku maafkan ketidak hadiranmu, dan sering kali
ku maklumi ketidakpekaanmu. Namun, sesering ku maafkan sesering itu juga kau
membuatku kecewa. Begitu mudahkah aku untuk dikecewakan? Tak ada niatkah untuk
merubah rasa kecewa itu dengan sedikit kebahagian untukku? Kau melukis
kebahagian yang semu, tetapi kau pula yang melukis kesedihan yang nyata di
hidupku. Begitu abu - abu kah sosokku kini di matamu? Hingga kau tak bisa
melukiskan warna pelangi yang indah lagi?
Menyakitkan, menyesatkan saat
kau mengingkari janji yang tlah kau buat sendiri. Mungkin aku yang salah
mengartikan segala sikap dan ucapanmu. Aku yang salah mengartikan segala bentuk
perhatianmu. Aku yang salah mengartikan tatapan matamu yang menyejukkan hati
itu. Aku yang salah terlalu berharap banyak padamu. Aku yang salah telah
menggantungkan beribu harapan padamu.
Tak usah khawatir, sosok yang
selalu ingin sedikit dihargai perjuangannya ini tak akan lagi menuntut apapun
darimu. Tak akan lagi mengusik kehidupan barumu. Bukan ku membencimu, bukan ku
tak lagi ingin memperjuangkanmu, aku hanya lelah dengan sikapmu yang tak pernah
menghargaiku. Aku hanya lelah dengan segala bentuk pengabainmu. Aku terus
berjuang untukmu namun kau sibuk memperjuangkan dia yang kini mengisi hari -
harimu.
Terima kasih telah membuatku
menjadi seseoarang begitu tegar. Namun aku tetap manusia biasa yang mempunyai
batas kesabaran. Akupun wanita biasa yang juga ingin diperjuangkan bukan untuk
sekedar diabaikan. Pengabainmu yang telah menyadarkanku, bahwa ku tak lagi jadi
bagian hidupmu seperti yang pernah kau katakan dulu. Aku bukanlah lagi sosok yang
kau butuhkan untuk menemani hari - harimu. Aku hanyalah sepenggalan kisah masa
lalumu yang tak lagi bisa kau perjuangkan seperti dulu.
Untuk kamu yg menganggapku masih menjadi bagian dari hidupmu tapi yang tak pernah kau perlakukan seperti bagian hidupmu..
Untuk kamu yg menganggapku masih menjadi bagian dari hidupmu tapi yang tak pernah kau perlakukan seperti bagian hidupmu..