Minggu, 13 April 2014

Pengabainmu, Menyadarkanku :)


Mau dikatakan apalagi kita tak akan pernah satu
Engkau disana, Aku disini..
Meski hatiku memilihmu


Apa kabar kamu kekasih masa laluku? Masih ingatkah kamu dengan sosok wanitamu dulu? Sosok wanita yang pernah begitu kau kejar - kejar dan kini mulai kau tinggalkan. Sosok wanita yang dulu pernah menjadi bagian terpenting dalam hidupmu dan kini mulai kau lupakan. Ya, wanita yang diam - diam masih mengingat kenangan indah saat bersamamu. Wanita yang diam - diam sering menangis karna sifat ketidakpekaanmu. Wanita yang diam - diam sering kecewa dengan segala bentuk pengabaianmu. Wanita yang selalu kau pandang dengan sebelah mata segala bentuk perjuangan dan perhatiannya.
Mungkin kini sosok wanita itu tak lagi menjadi sosok yang penting untuk diingat bahkan sekedar untuk bahan pembicaraan dengan teman - temanmu. Sudah ada dia yang kini begitu kau sayangi. Dia yang selalu kau sebut namanya dalam percakapan malam kita berdua. Nama yang sebenarnya tak pernah ingin ku dengar itu berkali - kali kau sebut tanpa rasa canggung di sela - sela obrolan malam kita. Sering kali ingin ku protes agar kau tak menyebut nama itu namun apa daya, ku tak ada hak untuk melarangmu untuk tak menyebut nama seseorang yang kini tlah menggantikan posisiku di hatimu.

Dengarlah kasih masa laluku. Tak bisakah kau buka sedikit hatimu? Lihatlah sosok yang kini mulai kau abaikan. Ingatlah sedikit perjuangannya untukmu. Ingatlah sedikit sosok yang selalu kau datangi disaat kau terluka, disaat kau lelah dengan kehidupanmu. Tempat dimana kau selalu menumpahkan segala rasa lelahmu. Kau anggap apa aku selama ini? Mainan usang yang akan kau abaikan saat kau telah bosan dan menemukan mainan yang baru? Atau hanya sebuah tempat pelampiasan untuk sekedar mengeringkan air matamu dan mengganti air mata itu dengan senyuman indah di bibirmu?

Aku tak mengerti kenapa dengan sikapmu yang seperti itu aku masih saja ingin mempertahankanmu? Sering kali ku maafkan pengabaianmu, sering kali ku maafkan ketidak hadiranmu, dan sering kali ku maklumi ketidakpekaanmu. Namun, sesering ku maafkan sesering itu juga kau membuatku kecewa. Begitu mudahkah aku untuk dikecewakan? Tak ada niatkah untuk merubah rasa kecewa itu dengan sedikit kebahagian untukku? Kau melukis kebahagian yang semu, tetapi kau pula yang melukis kesedihan yang nyata di hidupku. Begitu abu - abu kah sosokku kini di matamu? Hingga kau tak bisa melukiskan warna pelangi yang indah lagi?

Menyakitkan, menyesatkan saat kau mengingkari janji yang tlah kau buat sendiri. Mungkin aku yang salah mengartikan segala sikap dan ucapanmu. Aku yang salah mengartikan segala bentuk perhatianmu. Aku yang salah mengartikan tatapan matamu yang menyejukkan hati itu. Aku yang salah terlalu berharap banyak padamu. Aku yang salah telah menggantungkan beribu harapan padamu.

Tak usah khawatir, sosok yang selalu ingin sedikit dihargai perjuangannya ini tak akan lagi menuntut apapun darimu. Tak akan lagi mengusik kehidupan barumu. Bukan ku membencimu, bukan ku tak lagi ingin memperjuangkanmu, aku hanya lelah dengan sikapmu yang tak pernah menghargaiku. Aku hanya lelah dengan segala bentuk pengabainmu. Aku terus berjuang untukmu namun kau sibuk memperjuangkan dia yang kini mengisi hari - harimu.

Terima kasih telah membuatku menjadi seseoarang begitu tegar. Namun aku tetap manusia biasa yang mempunyai batas kesabaran. Akupun wanita biasa yang juga ingin diperjuangkan bukan untuk sekedar diabaikan. Pengabainmu yang telah menyadarkanku, bahwa ku tak lagi jadi bagian hidupmu seperti yang pernah kau katakan dulu. Aku bukanlah lagi sosok yang kau butuhkan untuk menemani hari - harimu. Aku hanyalah sepenggalan kisah masa lalumu yang tak lagi bisa kau perjuangkan seperti dulu.

Untuk kamu yg menganggapku masih menjadi bagian dari hidupmu tapi yang tak pernah kau perlakukan seperti bagian hidupmu..

1 komentar: